Perubahan iklim, Revolusi Industri 4.0 yang telah mendorong hadirnya intelegensi artifisial, proliferasi perang dan ancaman pandemi dan konflik yang berkepanjangan, telah menjadi penanda kekuatan manusia sebagai spesies yang menciptakan jejaring kepentingan yang mampu mengubah raut bumi dengan dahsyat. Ini menandai era baru dalam sejarah bumi, antroposen, yang justru didominasi oleh kebimbangan manusia untuk secara kolektif memastikan kelestarian spesies di masa depan. Umat manusia dihadapkan pada satu kondisi global berupa ketidakpastian masa depan yang tak seorangpun akan imun terhadap dampaknya, tak terkecuali sektor pendidikan pada umumnya dan perguruan tinggi pada khususnya (Barr, 2022).
Memang manusia telah menciptakan beragam agensi dalam rangka memastikan arah perkembangan spesies ini. Namun demikian, beragam kepentingan tetap hadir dan justru dalam banyak kasus saling berkompetisi: antarideologi, antarnegara, antarkorporasi, dan antarkomunitas. Perguruan tinggi pun didorong dan terdorong untuk berkompetisi dalam kerangka kuat liberalisme baru. Ini menjadikan perguruan tinggi layaknya panggung pertarungan ide yang menjadikan idealisme luhur untuk berhikmat kepada sesama manusia dan kepada kelestarian bumi menjadi tenggelam.
Perguruan tinggi adalah pembentuk masyarakat baru melalui peningkatan dan perubahan pengetahuan dan keterampilan (upskilling – reskilling) serta pembentuk generasi yang aktif bagi masyarakat (active citizen) dan pemimpin sosial (social leaders). Sivitas akademika juga menjadi penjaga bumi lestari, produsen pengetahuan bagi perubahan berdampak, dan penerus nilai, etika, budi luhur, dan budaya.
Lantas di era antroposen semacam ini, dalam konteks di Indonesia, banyak pertanyaan mendasar perlu dikemukakan: bagaimana mengelola perguruan tinggi dalam menghadapi ketidakpastian dan berbagai fakta brutal dan saling bertentangan terkait tata kelola? bagaimana merespons secara adekuat perubahan iklim, Revolusi Industri 4.0, dan menciptakan generasi yang memiliki kemampuan yang adaptif untuk keberlanjutan spesies masa depan? Simposium Nasional Kepemimpinan Perguruan Tinggi Indonesia ini digagas sebagai sebuah wadah untuk berbagi pengalaman dan perspektif yang berkelanjutan.
Simposium ini mengundang para pengelola perguruan tinggi untuk berkolaborasi melalui berbagi inovasi dan pengalaman, perumusan strategi dan kebijakan bersama, serta membangun kerjasama. Para pengelola di semua jenjang, pimpinan tertinggi hingga unit terkecil perguruan tinggi, dapat mengirimkan materi paparan dan narasi akademik yang akan dibahas bersama dalam sesi-sesi parallel yang telah diagendakan. Akhir simposium ini diharapkan dapat memberi sumbangsih kepada bangsa Indonesia dalam bentuk buku bunga rampai pengelolaan perguruan tinggi Indonesia sesuai dengan tema besar yang saat ini dikaji.
Menyediakan sebuah forum nasional bagi para pemimpin perguruan tinggi untuk mendiskusikan perkembangan nasional ke depan tentang kebijakan pendidikan tinggi setelah hasil pemilihan umum diumumkan dan pemerintahan baru akan segera terbentuk
Memungkinkan 16 LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) bersama dengan PEMIMPIN (lembaga pengembangan kepemimpinan independen yang dibentuk dari hasil iHiLead project) untuk melantik universitas yang telah diidentifikasi sebagai pemimpin regional untuk pelaksanaan Program Pengembangan Kepemimpinan setelah proyek iHiLead selesai. Hal ini harus dilaksanakan untuk memastikan penyebaran program dan jaringan PEMIMPIN di seluruh wilayah Indonesia
Menunjukkan dampak program dan proyek perubahan yang telah dipromosikan bagi para pemimpin individu, institusi pendidikan tinggi, dan sektor perguruan tinggi di Indonesia secara keseluruhan
1 Dialog Kepemimpinan Perguruan Tinggi
2 Peran pemimpin dalam menghadapi tantangan inovasi pengelolaan intelegensi artifisial bagi proses akademik dan riset
3 Peran pemimpin dalam menghadapi tantangan inovasi pemgendalian sumberdaya dan peran pelestarian bumi
4 Peran pemimpin dalam menghadapi tantangan inovasi pembukaan generasi adaptif antroposen
Tanggal:
2 – 3 Mei 2024
Lokasi:
Auditorium Rumah Singgah Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim (MALIKI) Malang, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur
Simposium ini diselenggarakan oleh PEMIMPIN (Perkumpulan Pendidikan Kepemimpinan Perguruan Tinggi) https://pemimpin.or.id didukung oleh Proyek iHiLead (Indonesian Higher Education Leadership) https://ihilead.id/ yang didanai oleh Erasmus+ Capacity Building in Higher Education. Proyek iHiLead merupakan konsorsium tujuh perguruan tinggi Indonesia dan tiga dari Eropa serta didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
This project has been funded with support from the European Commission. This website reflects the views only of the author, and the Commission cannot be held responsible for any use which may be made of the information contained therein.